SMPK Widyatama Batu Gelar Sosialisasi Hukum untuk Siswa

SMPK Widyatama Batu mengadakan sosialisasi hukum bagi para siswa guna meningkatkan pemahaman mereka tentang hukum dan bagaimana melindungi diri dari tindakan berisiko. Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari kejaksaan, psikolog, serta praktisi hukum untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada para siswa. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 26-02-2025.

Pentingnya Pemahaman Hukum Sejak Dini

Guru Agama SMPK Widya Tama Batu, Bapak Roberus Moses, menyampaikan harapannya agar setelah acara ini, para siswa semakin memahami bidang hukum, terutama dalam melindungi diri dari tindakan-tindakan yang berisiko. Menurutnya, pemahaman ini tidak hanya penting di lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan masyarakat. Dengan kesadaran hukum yang lebih baik, diharapkan siswa dapat menghindari tindakan yang merugikan masyarakat luas.

Selain itu, Pak Roberus juga menegaskan bahwa pihak sekolah akan terus melakukan sosialisasi secara berkelanjutan. “Kami tidak akan bosan-bosannya terus mensosialisasikan dampak dari tindakan yang kurang baik dan berisiko bagi siswa serta orang-orang di sekitarnya. Sosialisasi ini akan dilakukan dengan pemasangan poster dan materi edukasi di lingkungan sekolah agar siswa selalu diingatkan pentingnya menjaga sikap dan perilaku yang baik,” ungkapnya.

Peran Hukum dalam Kehidupan Siswa

Jaksa dari Kejaksaan Negeri Batu, Iwildan Hakim, yang turut hadir dalam acara ini, menjelaskan bagaimana hukum berperan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun masyarakat. Menurutnya, elemen-elemen di sekolah, seperti guru, tenaga pengajar, dan siswa, harus lebih memahami hukum agar mereka mengetahui tindakan yang dilarang serta yang harus diterapkan dalam kehidupan. “Maka harus dikenalkan terlebih dahulu terkait apa itu hukum dan akibatnya seperti apa. Jadi kenali hukum dulu, lalu ketahui akibatnya, maka akan menghindari yang namanya hukuman,” jelasnya.

Iwildan Hakim juga menekankan bahwa generasi muda adalah penerus bangsa yang harus dipersiapkan dengan baik agar dapat membawa negara ke arah yang lebih baik. “Maka dari itu perlu adanya pembinaan hukum serta pemahaman terkait perilaku yang seharusnya diterapkan,” tambahnya.

Setelah menyampaikan materi, Iwildan Hakim mengungkapkan kesannya terhadap para siswa SMPK Widya Tama Batu. “Saya melihat para siswa sangat bersemangat dan mampu menyerap apa yang telah disampaikan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga sangat akademis, menunjukkan bahwa mereka benar-benar memperhatikan materi yang diberikan,” ujarnya.

Dukungan dari Pihak Sekolah

Kepala Sekolah SMPK Widya Tama Batu, F.X. Suprih Utami, S.Pd., yang juga hadir dalam acara ini, menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh bagian hukum Sekretariat Daerah Kota Batu, yang dipimpin oleh Ibu Roro Maria Ino. Ia berharap bahwa para siswa tidak hanya memahami hukum tetapi juga mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Tentu saja dengan penjelasan yang telah diberikan, kami ingin anak-anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka harus berani melaporkan masalah kepada pihak yang berwenang. Di sekolah, misalnya, ada bagian tata tertib yang mengurus pelanggaran,” jelasnya.

Selain itu, Kepala Sekolah juga merasa senang dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh para siswa selama acara berlangsung. “Kami sangat senang karena anak-anak memperhatikan dan ingin tahu lebih dalam bagaimana menerapkan hukum dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan siswa SMPK Widya Tama Batu semakin memahami pentingnya hukum dan dapat menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

GELAR KARYA PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA atau P5 SMP KATOLIK WIDYATAMA BATU

Pendidikan Karakter telah menjadi semangat atau roh yang selalu digaungkan dalam dunia Pendidikan akhir-akhir ini. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan bahwa pendidikan bukan hanya soal proses transfer ilmu dari guru kepada peserta didik, melainkan juga proses pembentukan pribadi peserta didik secara utuh, baik pengetahuan maupun karakternya. Pendidikan karakter merupakan pola pendidikan yang lebih menyasar pada pembangunan dan pembentukan karakter peserta didik, dengan lebih menekankan penerapan nilai-nilai moral dan etika dalam sosial masyarakat.

Namun demikian, penerapan pendidikan karakter tidaklah semudah yang sering dibayangkan dan dibicarakan. Seringkali ada kebingungan bagaimana persisnya nilai-nilai yang menjadi konten dari pendidikan karakter bisa di terapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Kesulitan lain yang mungkin akan dijumpai ketika ingin menerapkan pola pendidikan karakter adalah terbatasnya tempat dan sarana, mengingat pola pendidikan karakter yang sangat menekankan daya eksplorasi dan kreativitas yang tinggi dalam menggali dan memunculkan potensi terbaik dari setiap peserta didik. Untuk menjembetani kerancuan dan kebingungan seperti hal-hal tersebut, maka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dapat dikatakan sebagai jawaban jitu bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter dapat dilaksanakan.

 

Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Pada Kamis, 10 Oktober 2024, SMP Katolik Widyatama menyelenggarakan kegiatan Gelar Karya P5 Tema 1: Bhinneka Tunggal Ika, dengan Topik: Inovasi dalam Kreasi Tari Daerah sebagai Upaya Melestarikan Budaya Nusantara. Gelar Karya ini merupakan puncak dari kegiatan P5 yang telah dimulai sejak bulan Agustus sampai Oktober. Kegiatan P5 mengambil satu pekan penuh dalam masing-masing bulan tersebut. Selama jadwal kegiatan P5, peserta didik SMP Katolik Widyatama mulai dari kelas 7 sampai kelas 9 diberikan materi-materi untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan kekayaan dan nilai-nilai filosofis salah satu budaya nusantara, yakni tarian daerah. Setelah mendapatkan materi untuk meningkatkan pengetahuan, peserta didik diajak untuk mendalami secara spesifik tarian daerah dari beberapa daerah tertentu. Beberapa tarian daerah yang dipilih adalah tarian daerah Bali, Papua, Aceh, Jawa Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Madura, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Tarian-tarian daerah ini diperdalam oleh peserta didik dalam masing-masing kelas. Mereka bukan hanya mencari dan mengetahui informasi seputar tarian daerah tersebut, tetapi juga mendapatkan tugas untuk membuat dan menciptakan inovasi dan kreasi, dengan tetap berpedoman pada gerakan serta makna filosofis tarian daerah tersebut.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan tambahan pengetahuan dan kemampuan ketrampilan yang baik dalam diri peserta didik, tetapi juga menjadi momen yang tepat untuk memberikan penyadaran bahwa budaya lokal atau budaya nusantara harus terus dicintai dan dilestarikan. Dengan cara mendalami dan mempraktikkan beberapa tarian daerah tertentu, para peserta didik telah menunjukkan salah satu cara yang dapat mereka tempuh dalam merawat dan melestarikan budaya nusantara.

P5 sebagai Sarana Pembiasaan Pendidikan Karakter.

Proyek Penguatan Proofil Pelajar Pancasila (P5) bukanlah sekedar kegiatan tambahan atau kegiatan yang diada-adakan, sehingga terkesan tidak penting dan disamakan begitu saja dengan jam kosong (tidak adanya proses pembelajaran). Bukan itu! Kegiatan P5 memiliki kedudukan yang amat sangat penting dalam lembaga-lembaga pendidikan, karena ia merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam upaya pembiasaan nilai-nilai norma dan etika yang menjadi muatan dari Pendidikan Karakter.

Gelar karya yang dilangsungkan SMP Katolik Widyatama ini bukan hanya kegiatan panen atas hasil karya yang berfokus pada sisi hiburannya semata, melainkan juga selebrasi dan apresiasi terhadap segenap upaya dan kerja keras peserta didik dan para guru dalam mempersiapkan kegiatan ini, sehingga semuanya dapat terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan. Di atas semua itu, ini adalah selebrasi dan apresiasi atas peserta didik yang telah dengan baik dapat memahami dan mempraktikkan nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai Pendidikan karakter yang dimaksud tersebut tercantum dalam dimensi-dimensi P5 yang menjadi fokus dari kegiatan P5 tema Berkebhinnekaan Global ini. Dimensi-dimensi yang yang menjadi fokus tersebut, yakni:

  1. Kreatif

Dimensi kreatif pada Profil Pelajar Pancasila mengacu pada kemampuan siswa dalam memberikan gagasan, menciptakan karya, serta mampu memecahkan masalah. Guru dapat mendukung kreativitas siswa dalam bentuk penyaluran minat, bakat, dan keterampilan lewat tugas praktik

  1. Berkebhinnekaan Global.

Dimensi ini menggambarkan pelajar yang memiliki kesadaran dan rasa saling menghargai terhadap keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia maupun budaya dunia. Pelajar Pancasila yang berkebinekaan global diharapkan mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

  1. Gotong Royong.

Gotong royong merupakan bentuk kerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tujuan bersama. Pelajar Pancasila yang bergotong royong adalah pelajar yang memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama. Pelajar ini juga memiliki sikap peduli dan berbagi dengan orang lain.

  1. Mandiri.

Dimensi mandiri mengajarkan peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri, bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri menjadi elemen kunci dalam dimensi ini.

Inilah beberapa dimensi yang menjadi fokus dalam kegiatan Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila kali ini. Dengan tercapainya dimensi-dimensi ini dalam proses hingga pelaksanaannya, maka nilai-nilai yang dimaksudkan dalam pendidikan karakter juga telah dipahami dan dipraktikkan, walaupun belum menyeluruh dan sempurna.

SMP Katolik sebagai “Tandon” Produksi Pendidikan Karakter.

SMP Katolik Widyatama sebagai “miniatur” Indonesia, yang memiliki komposisi peserta didik dan tenaga pendidik dari berbagai latar belakang budaya, memiliki komitmen yang tinggi dan tidak pernah berubah pendirian untuk memberikan pola pendidikan yang menyeluruh dan utuh bagi peserta didiknya. Pola pendidikan yang menyeluruh dan utuh tersebut diuraikan dalam bentuk pola pendidikan yang tidak hanya menekankan pertumbuhan dan kemajuan dalam bidang akademis, tetapi juga menerapkan pola Pendidikan yang menyasar pertumbuhan dan kemajuan dalam bidang karakter positif, yakni pembiasaan nilai-nilai norma dan etika sosial masyarakat secara nyata.

Oleh karena itu, SMP Katolik Widyatama ini bukan hanya lembaga pendidikan yang hanya sekedar ada di antara puluhan lembaga pendidikan setingkat lainnya di Kota Batu. Lebih dari itu, SMP Katolik Widyatama selalu berupaya meningkatkan kualitasnya, sehingga secara konsisten mampu menjadi tandon produksi pendidikan karakter, yang darinya mengalir kesegaran sekaligus kearifan bagaimana nilai-nilai norma dan etika dihayati secara nyata. Semangat itu terungkap dalam visi Sekolah: LUHUR dalam Pribadi, UNGGUL dalam Prestasi, TERUJI dalam Kompetisi. Ketiga hal ini dihayati dan diterapkan secara seimbang. Karena itu, setiap peserta didik dengan tanpa ragu menyebut dirinya sebagai generasi MANTAP YES: Mandiri, Terampil, Kreatif, Percaya Diri, Yakin Esok Sukses!